TAMPILAN AWAL

MARI BELAJAR BAHASA INDONESIA

Mengenal Teks Biografi : Pengertian,Ciri-ciri, Struktur Teks, Unsur Kebahasaan

Share:

 

Pengertian Teks Biografi

Teks biografi pada dasarnya merupakan sebuah teks yang bertujuan untuk menceritakan kisah seseorang, biasanya orang yang berpengaruh atau fenomenal di tengah masyarakat. Teks biografi bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait berbagai sisi dari sebuah tokoh. Sisi itu tidak selalu tentang sisi baik atau buruk yang sudah familiar di tengah masyarakat.
Teks biografi yang baik seharusnya mampu meliputi seluruh aspek dalam kehidupan seseorang dan berusaha untuk netral supaya masyarakat tidak lantas menghakimi seseorang — baik secara positif maupun negatif terhadap orang tersebut.


Ciri Ciri Teks Biografi

 Ciri-ciri tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

1. Memuat Fakta

Teks biografi bukanlah teks fiksi. Ia menggambarkan kenyataan dari tokoh tersebut, tetapi disampaikan secara naratif. Jadi, apapun yang tertulis di dalam sebuah teks biografi haruslah berdasarkan fakta yang ada.
Selain itu, penulis teks biografi harus subjektif. Dia tidak boleh melakukan pujian berlebiha  terhadap tokoh tertentu atau malah menjelek-jelekkan tokoh tertentu.
Biarkan pembaca yang memutuskan mau seperti apa mereka memandang seseorang dalam sebuah teks biografi.

2. Struktur Jelas

Struktur dalam sebuah teks biografi haruslah jelas, jangan membingungkan pembaca. Sebuah teks fiksi memiliki kebebasan. Ia bisa menggunakan alur maju, mundur, maupun campuran.
Namun, teks biografi tidak dapat diperlakukan seperti itu. Teks biografi haruslah punya alur jelas, struktur jelas, tidak menimbulkan tanda tanya di pikiran pembaca.
Teks biografi biasanya menggunakan alur maju. Ada pula yang menggunakan alur campuran, biasanya menceritakan kehidupan masa kini seseorang, kembali ke masa lalu, kemudian ditutup dengan kesuksesan atau keadaannya di masa depan. 
3. Bahasa yang Lugas

Berbeda dengan teks fiksi, teks biografi harus menggunakan bahasa yang jelas, lugas, serta tidak terlalu banyak menggunakan ungkapan atau pun majas.
Bahasa yang lugas dan jelas akan mempermudah pembaca dalam memahami teks yang disampaikan. Selain itu, bahasa lugas juga tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda atau bias di benak masyarakat.
Maka dari itu, penulis teks biografi tidak boleh berbelit-belit dalam membuat sebuah biografi. Penulis harus lugas dan menyampaikan fakta yang ada dengan cara menarik, tetapi tidak bertele-tele dan memahami ekonomi kata.


STRUKTUR TEKS BIOGRAFI 

1. Orientasi

Orientasi merupakan pengenalan dari suatu tokoh. Orientasi, pada bagian awal sebuah teks, harus memperkenalkan tentang gambaran awal dari seorang tokoh.
Orientasi memuat alasan, salah satunya tentang mengapa penting bagi pembaca untuk mengenal tokoh tersebut.
Orientasi awal juga bertujuan memperkenalkan pembaca terhadap pentingnya sebuah tokoh yang dibahas dalam teks biografi tersebut.
Maka dari itu, orientasi awal sebaiknya dibuat dengan semenarik mungkin agar masyarakat tertarik untuk menyelami lebih lanjut terkait tokoh ini.

2. Peristiwa dan Masalah/Bagian Isi

Ini adalah sebuah bagian yang menyelami lebih dalam mengenai kehidupan sebuah tokoh. Bagian isi biasanya dimulai dari masa kecil seorang tokoh dan perkembangannya hingga dewasa.
Bagian isi juga menjelaskan mengenai suka-duka yang dialami tokoh dan bagaimana seorang tokoh dapat menjadi seperti sekarang ini. Bagian isi ini menceritakan secara lugas mengenai fakta-fakta hidup yang ada di dalam kehidupan seorang tokoh.

3. Reorientasi

Reorientasi merupakan bagian penutup dari sebuah teks biografi. Reorientasi memberikan kesimpulan terkait suatu tokoh. Namun, meskipun memberikan kesimpulan, tetap saja reorientasi ini harus bersifat netral.

UNSUR KEBAHASAAN

1. Kata Hubung

Kata hubung merupakan kata yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata yang lain. Kata hubung membuat sebuah kalimat menjadi efektif dan juga enak untuk dibaca.
Kata hubung bisa berfungsi menjadi dua. Yang pertama adalah konjungsi intrakalimat. Contoh konjungsi intrakalimat adalah dan, tetapi, kemudian, lalu, dan sebagainya.
Konjungsi intrakalimat adalah kata hubung yang berfungsi menyambungkan satu klausa dengan klausa lain yang masih berada di dalam sebuah kalimat.
Sementara itu, yang kedua adalah konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain dan dipisah oleh titik.
Contoh konjungsi antarkalimat adalah ‘meskipun demikian’, ‘oleh karena itu’, dan sebagainya.

2. Rujukan Kata

Rujukan kata merupakan kata yang merujuk pada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya. Apa fungsi dari rujukan kata? Fungsinya adalah supaya penulis tidak mengulang-ulang sebuah kata yang sama.
Contoh dari rujukan kata adalah ‘ini’, ‘itu’, ‘di sini’, ‘di situ’, dan sebagainya. Rujukan kata dapat bervariasi dan sebaiknya digunakan bergantian agar sebuah teks biografi tidak monoton.

3. Penanda Waktu, Tempat dan Cara

Penanda tempat adalah struktur bahasa yang menunjukkan tempat. Contohnya seperti ‘di’, ‘dalam’, dan sebagainya.
Sementara itu, penanda waktu adalah penanda seperti ‘saat’, ‘ketika’, dan sebagainya. Kemudian, penanda cara adalah sebuah hal yang menunjukkan cara tokoh. Contoh penanda cara adalah ‘dengan’ ‘menggunakan’, dan sebagainya.
Penanda itu memberikan variasi dalam membuat teks biografi yang tidak membosankan bagi pembaca.

Tidak ada komentar

Kritik dan saran anda sangat berarti bagi kami...