TAMPILAN AWAL

MARI BELAJAR BAHASA INDONESIA

Jenis-Jenis Majas dalam Cerpen dan Contohnya

Share:


Majas merupakan gaya bahasa yang biasa digunakan penulis dalam membuat karya sastra. Pada karangan bebas seperti cerpen, novel, maupun puisi seringkali kita temukan gaya bahasa penulis menggunakan majas.

Hal tersebut akan mempermudah penulis menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen yang dibuatnya. Majas dalam cerpen dibuat agar menambahkan nilai keindahan terhadap cerpen itu sendiri.

Penggunaan majas dalam cerpen membuat pembaca lebih tertarik membacanya. Hal tersebut dikarenakan majas mampu mempengaruhi sudut pandang pembaca.

Adapun jenis majas yang sering digunakan dalam cerpen antara lain :

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan dalam cerpen digunakan untuk membandingkan sesuatu dalam cerita. Perbandingan dilakukan secara langsung untuk memberi kesan yang menarik bagi pembaca.

Jenis majas perbandingan:

a. Simile

Yaitu majas yang membandingkan sesuatu secara eksplisit atau secara langsung. Majas simile memiliki ciri khas dari simile ini adalah dengan menggunakan kata Meskipunbagaikan, seperti, laksana, dan sebagainya.


Contohnya : Meskipun makanan ini tergolong dengan harga yang murah namun rasanya seperti makanan yang disajikan pada sebuah restoran mewah

b. Metafora.
Merupakan majas yang membandingkan dua hal secara langsung dalam bentuk yang kiasan singkat tanpa konjungsi. Majas metafora Misalnya: bunga desa, buaya darat, jantung hatikambing hitam dan sebagainya.

Contohnya : Eko selalu saja mencari kambing hitam dari masalah yang ia hadapi.

c. Personifikasi.
Merupakan bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki sifat hidup (sifat manusia). Dalam personifikasi kata kiasan yang sering digunakan misalnya daun kelapa melambai-lambai, pasir berbisik, langit menangis, dan sebagainya.

Contohnya : Sepi, gelap mencekam, hanya tersisa tubuh yang dipeluk malam, menggigil kedinginan.

d. Depersonifikasi.
Merupakan majas yang melekatkan suatu benda mati pada manusia. Penggunaan majas depersonifikasi biasanya menggunakan kata-kata meluas, menyemut, mematung, membatu, dan sebagainya.

Contohnya : Dia tetap saja mematung padahal polisi sudah berusaha keras mengintrogasinya.


2. Majas Pertentangan

Majas pertentangan dalam cerpen seringkali digunakan untuk memperkuat pengaruh gagasan utama. Majas pertentangan paradoks yang sering digunakan dalam cerpen yaitu:

a. Hiperbola.

Merupakan majas yang mengandung makna melebih-lebihkan sesuatu. Tujuan majas hiperbola dalam cerpen tentu saja untuk meningkatkan kesan dan pengaruh cerita bagi pembaca.

Contohnya : Ayahnya bekerja mati-matian memeras keringat untuk membiayai sekolah anak-anaknya.

b. Litotes.

Merupakan majas yang mengandung makna merendah. Dengan kata lain majas litotes merupakan kebalikan dari hiperbola.

Selain itu, penggunaan majas litotes dan ironi sering dikaitkan satu sama lain karena kemiripannya meskipun sebenarnya berbeda.

Kata yang sering digunakan pada majas litotes yaitu tak berarti, hanya sedikit, dan sebagainya.

Contoh : Saya hanyalah orang biasa yang tidak pantas menerima penghargaan ini.

c. Ironi.

Merupakan majas yang di dalamnya mengandung makna sindiran. Kata-kata majas ironi yang digunakan dalam cerpen biasanya merupakan kebalikan dari kenyataan sebenarnya. Dalam beberapa cerpen, majas sindiran sering kita temukan di sana.

Contohnya : Harga handphone itu adalah harga yang sangat terjangkau oleh semua kalangan masyarakat hingga aku tidak sanggup membelinya.


3. Majas Pertautan

Majas pertautan dalam cerpen digunakan untuk menautkan sesuatu cerita dengan hal lain. Tujuannya adalah untuk memberi kesan yang menarik bagi pembaca.

Berikut terdapat majas pertautan yang sering digunakan dalam cerpen.

a. Metonimia.

Metonimia dalam cerpen berisi kiasan yang menyatakan kelekatan satu sama lain dalam cerita. Hubungan kelekatan ini bisa berupa penemu dengan pemiliknya, atau sesuatu yang selalu melekat pada diri seseorang.

Contohnya : Rumah pak bokir menggunakan Sanyo untuk menyedot air

Arti kata sanyo adalah nama merk sebua mesin air.

b. Sinekdoke.

Dalam cerpen digunakan untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau menggunakan keseluruhan cerita untuk sebagian (totem pro parte).

Contohnya : Dari mana saja kau sudah tidak pulang selama seminggu. Ibu terus bertanya dimana kamu sebenarnya, namun tidak ada satupun orang rumah yang tahu.

c. Alusio.

Dalam cerpen digunakan untuk memberikan sugesti kepada pembaca mengenai suatu tempat, peristiwa, atau tokoh.

Contohnya : Harga bahan kebutuhan pokok yang naik namun tidak diiringi dengan kenaikan upah pekerja membuat pendapatan lebih besar pasak daripada tiang.


Sumber : haloedukasi.com


Tidak ada komentar

Kritik dan saran anda sangat berarti bagi kami...